AMSTERDAM – Serie A yg notabene liga paling tinggi di kejuaraan sepakbola Italia dianggap menjemukan. Bukan lantaran dominasi yg ditunjukkan satu tim, melainkan gaya bermain yg lambat & tidak sedap di lihat mata. Tetapi, Juventus dalam kurun empat thn terakhir mematahkan anggapan tidak sedikit orang dgn main-main jelita.
Pernyataan itu diungkapkan legenda Barcelona, Johan Cruyff, yg menegaskan Bianconeri main atraktif dalam sekian banyak th terakhir. Benar saja, semenjak ditangani Antonio Conte terhadap 2011 sampai kala ini dipegang Massimiliano Allegri, Andrea Pirlo & rekan-rekan kerap menguasai jalannya kejuaraan melalui umpan-umpan pendek kece.
Nyaris di tiap-tiap turnamen, pengusaan bola La Vecchia Signora diatas 50 prosen. Berkat performa impresif itu pun, mereka empat kali berturut-turut jadi yg paling baik di Italia. Seiring dgn membaiknya prestasi Juve pasca-calciopoli, nyaris di tiap-tiap kompetisi Juventus Stadium senantiasa dipadati Juventini –fans setia Juventus.
“Bermain kece ialah formula berhasil yg menciptakan Stadion di Turin senantiasa terisi penuh. Bersama sebanyak fans yg hadir, automatic pula berdampak terhadap semangat tim,” terang Cruyff seperti mengutip Goal, Selasa (19/5/2015).
“Juventus yaitu club mula-mula di Italia yg memutuskan main dgn gaya tidak sama. Mereka main jelita dikarenakan menyadari sepakbola Italia dianggap tidak memainkan sepakbola yg menarik,” urainya.