Agen Bola – Formula1 mengalami masa-masa kritis dalam setahun dua tahun terakhir, hal ini tidak dapat dipungkiri dengan melihat dari penurunan antusias penonton baik langsung maupun melalui siaran televisi di seluruh dunia. Pemegang kendali atas lomba balap mobil paling bergengsi di dunia tersebut mau tidak mau merancang strategi agar Formula1 mampu kembali menyajikan sebuah kompetisi yang menghibur sekaligus prestisius bagi segenap pecinta motorsport di seluruh dunia.
Perdebatan masih seputar segala aspek yang terkait dengan mobil, chassis, mesin serta ban dan masih sarat dengan muatan kepentingan yang tidak terkait langsung dengan Formula1 sebagai sebuah olahraga kompetisi. Namun demikian, batas waktu akhir April yang dicanangkan sebelumnya sudah hampir terlewati dan saatnya resolusi yang dirancang sebagai satu-satunya upaya untuk mempertahankan Formula1 telah mulai disampaikan kepada umum.
Unit power turbo hybrid V6 yang diperkenalkan pada Formula1 tahun 2014 yang lalu merupakan hasil dari rekayasa teknologi yang dapat dianggap sebagai sebuah masterpiece, terobosoan tersebut memberikan ruang untuk perancangan pembakaran internal dengan performa yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Salah satu parameter yang dapat dilihat adalah meningkatnya efisiensi konversi bahan bakar menjadi 50% dan bahkan lebih pada kondisi sistem recovery energi sedang diimplelementasikan, sebelum tahun 2014 efisiensi konversi bahan bakar hanya mampu mencapai angka 29%.
Namun demikian inovasi terhadap unit power tersebut masih terus dilakukan didorong oleh salah satu bos F1 Bernie Ecclestone yang menganggap bahwa teknologi hybrid tersebut masih terlalu mahal dan terlampau rumit, Ecclestone mengabaikan fakta bahwa teknologi yang dengan nyaris sempurna dimanfaatkan oleh Tim Mercedes berhasil membawa mereka mendominasi jalannya Formula1.
Dorongan dari Ecclestone memaksa produsen mesin untuk Formula1 bersepakat dengan pihak pengelola Formula1 pada Desember tahun lalu untuk memastikan bahwa inovasi akan terus dilakukan demi mencapai empat tujuan utama yaitu Mesin yang lebih murah, Garansi ketersediaan teknologi, Perbaikan performa dan Suara mesin yang lebih baik. Tugas berat tersebut terutama di penyediaan mesin dengan harga yang lebih rumah harus diperhatikan secara serius oleh para produsen mesin untuk memastikan bahwa setiap tim dengan perbedaan kemampuan finansial yang cukup besar dapat merancang mobil balap dengan daya kompetisi yang sama. Dengan demikian sebuah Grand Prix Formula1 akan kembali menuntut skill balap terbaik dari pembalap di balik kemudi masing-masing mobil tersebut.
Berikut adalah gambaran umum yang sudah dapat disimpulkan dari strategi penyamaan kualitas mesin untuk semua tim peserta Formula1:
Gejolak ketidakpuasan peserta Formula1 terhadap karakteristik performa Ban Pirelli telah secara blak-blakan naik ke permukaan, pembalap sebagai pihak yang paling berkepentingan secara gamblang menyatakan bahwa ban yang hanya mampu bertahan beberapa lap pada kondisi kecepatan maksimal untuk kemudian overheat dan harus diganti adalah ban yang tidak layak untuk digunakan di lomba balap sekaliber Formula1.
Produsen ban Pirelli pada pertemuan Februari lalu antara beberapa pembalap, pimpinan tim dan Federasi Automobil Internasional (FIA) telah menyatakan kesanggupan mereka untuk lebih fokus di riset dan pengembangan mereka untuk menghasilkan ban dengan kualitas yang lebih baik juga dalam upaya untuk memperbaiki kualitas kompetisi Formula1.
Jacques Villeneuve Juara F1 1997 dengan mobil lebih lebar maksimum 2000 mm
Mobil balap yang lebih cepat merupakan salah satu faktor penting penentu berlangsungnya kompetisi balap mobil yang menarik dan menghibur dengan muatan kompetisi yang penuh dengan dinamika diantara tim-tim yang bersaing di dalamnya. Membuat mobil balap yang lebih cepat dengan kewajiban untuk menurunkan biaya pembuatan bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, namun angka 4 detik lebih cepat tahun depan dipasang sebagai target untuk memastikan bertahannya Formula1 sebagai lomba balap mobil paling bergengsi di dunia.
Beberapa aspek yang memungkinkan tercapainya target ini adalah sebagai berikut;
Diskusi mengenai peningkatan kecepatan ini masih berlanhgsung di antara perancang mobil balap untuk masing-masing tim menimbang saat ini teknologi gaya tekan bawah dan unit power telah berada pada posisi puncak, sementara teknologi ban mobil balap masih belum mencapai titik yang diinginkan untuk kecepatan saat ini. Kondisi daya dukung ban mobil balap tersebut tentunya akan semakin memburuk apabila kecepatan ditingkatkan tanpa adanya perubahan yang signifikan pada teknologi ban.